Sejarah Singkat
  superadmin     Selasa, 18 Juli 2023

SEJARAH SINGKAT RSUD CIDERES

Pada Tahun 1801 suatu yayasan sosial di negeri Belanda yang bernama Nederlandsche Zending Vereeneging (NZV) menyebarkan penyebaran injil ke Negara berkembang jajahan Belanda yang salah satunya adalah Indonesia. Di Jawa Barat pusat lokasi penyebaran adalah kota Bandung. Dari situ disebarkan keberbagai daerah yang salah satunya adalah Kabupaten Majalengka. Berlangsung sekian lama usaha penyebaran tersebut dinilai kurang berhasil karena kuatnya adat penduduk. Atas saran pemerintah daerah lokasi penyebaran dipindahkan ke Bojong Cideres Kecamatan Dawuan, ini didasarkan atas pertimbangan letak lokasi dekat jalan raya Bandung-Cirebon sehingga mempermudah komunikasi.

Pengurus merangkap pendeta bernama Verhoeven dan ditemani oleh dua anak didiknya yaitu Sulaeman dan Djalimun kemudian diikuti oleh keluarga lain yaitu Samiem dan Kadam. Strategi penyebaran ajaran diubah dengan mendirikan balai pengobatan untuk memudahkan pendekatan ke masyarakat.

1. Periode 1883 – 1927

Awal pendirian RSUD Cideres yaitu pada Tahun 1883 Verhoeven seorang warga Belanda masuk ke daerah Cideres Kabupaten Majalengka bersamaan dengan misi penyebaran Injil membangun sebuah balai pengobatan dalam bentuk bangunan permanen dengan arsitektur bangunan bergaya eropa yang selesai di bangun pada Tahun 1884, pembangunan balai pengobatan tersebut telah mendapat ijin dari Bupati saat itu yaitu Raden Tumenggung Soera Adhi Ningrat.

Pada tanggal 30 April 1890 Verhoeven melakukan cuti ke Belanda selama 2 Tahun. Untuk mengisi kekosongan sementara waktu sebagai penggantinya mengutus yaitu A. de Haan sampai dengan awal Oktober Tahun 1892.

Pada Tahun 1908 Verhoeven melakukan perluasan poliklinik Cideres dengan cara membangun beberapa bangsal yang digunakan sebagai tempat menginap atau ruang rawat inap sehingga fungsi poliklinik Cideres itu berubah menjadi sebuah Rumah Sakit Pembantu (Ziekenhuis Tjideres).

Pada 31 Juli 1922 Verhoeven meninggal dunia dan diganti oleh A.K. de Groot sampai dengan Tahun 1923, pada Tahun itu sifat kepemilikan Ziekenhuis Tjideres dari Zending menjadi swasta.

2. Periode 1928 – 1947

Pada tanggal 1 Oktober 1928 balai pengobatan tersebut diresmikan menjadi rumah sakit pembantu oleh Dinas Kesehatan setempat. Dalam statusnya sebagai rumah sakit, dimungkinkan subsidi dokter dari Belanda. Dokter pertama adalah dr. Pruis yang memiliki kemampuan sebagai intemis, kebidanan dan operasi. Dari sinilah aspek medis maupun sarana berkembang dengan pesat yaitu dengan didirikannya gedung perawatan anak.

Menjelang Tahun 1928 mengalami perubahan dengan memperbanyak usaha-usaha pelayanan medis atau dengan cara meningkatkan suatu balai pengobatan menjadi rumah sakit dengan tujuan untuk lebih banyak menampung pasien yang datang. Pada Tahun tersebut kepemilikan berada dibawah naungan gereja Jemaat Cideres.

Melalui Bupati Majalengka RMAA Soeriata Noediprata mendukung sepenuhnya perkembangan rumah sakit, sehingga kontak dengan masyarakat semakin dekat, apalagi dengan dibukanya pelayanan kebidanan dan pembedahan.

Pengembangan bangunan Zendings Hospital Tjideres baru terjadi pada Tahun 1930, seperti pembangunan fisik dengan perluasan bangunan rumah sakit ke sebelah barat yang menggunakan bangunan bekas sekolah zending.

Pada Tahun 1935 terjadi perubahan kepengurusan Zendings Hospital Tjideres yaitu pengelolaan dari Nederlandsche Zending Vereeneging (NZV) melalui Committee Voor Medische Zending menjadi pengelolaan oleh Raad Ageng (anak yayasan NZV di Indonesia) yang selanjutnya menjadi Sinode Gereja Kristen Pasundan.

Pada Tahun 1938 Gubemur Jawa Barat L.G.C.H Van Der Hoek (1934-1942) memberikan sumbangan yang digunakan untuk membangun gedung perawatan kelas I, sekaligus pengganti status rumah sakit menjadi Referral Hospital Tjideres, serta rumah sakit pendidikan yaitu dengan adanya Sekolah Pendidikan Juru Rawat (1928-1942) dan Sekolah Bidan (1938-1942).

Dengan status referral Hospital maka Zendings Hospital Tjideres menjadi rumah sakit rujukan bagi poliklinik yang ada di sekitarnya seperti jatiwangi dan tomo atau daerah lain sekitar Cideres dan Majalengka.

Proses perubahan organisasi dari Zendings Hospital Tjideres menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dimulai pada Tahun 1947 yaitu adanya pengelolaan rumah sakit yang diambil alih oleh Pemerintah Daerah Majalengka sebagai inspirator perubahan sehingga pengelolaan dijalankan oleh aparat Pemerintah daerah, sementara tanah, gedung dan peralatan rumah sakit masih dimiliki oleh Sinode Gereja Kristen Pasundan.

3. Periode 1948–Sekarang

Pada Tahun 1989 seluruh tanah, gedung dan peralatan rumah sakit yang dimiliki Sinode Gereja Kristen Pasundan telah dibeli oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat.

RSUD Cideres dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 200/Menkes/SK/1993 Tanggal 26 Februari 1993 tentang RSUD Cideres Kabupaten Majalengka sebagai RS Kelas C milik Pemerintah Kabupaten Majalengka. Sedangkan RSUD Cideres menjadi Badan Layanan Umum Daerah yaitu dengan ketetapan Surat Keputusan Bupati Majalengka Nomor 694 Tahun 2008 tanggal 24 November 2008 tentang Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Dengan Status BLUD Penuh kepada RSUD Cideres, Pada tanggal 3 Agustus 2011.

RSUD Cideres telah mendapat sertifikat Rumah Sakit kelas C terakreditasi 12 (dua belas) pelayanan dan Tahun 2018 RSUD Cideres Lulus “Paripurna” Akreditasi Versi 2012. Akhir Tahun 2020 secara dejurie RSUD Cideres telah berubah menjadi kelas B sesuai dengan Keputusan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Atap Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 442/15/021030/DPMPTST/2020 tanggal 16 November 2020 tentang Izin Operasional Rumah sakit Umum Kelas B Kepada RSUD Cideres.


Foto bangunan RSUD Cideres jaman dulu